Kamis, 31 Mei 2012

Dunia akan kiamat ?

Dulu sekali,
waktu saya kecil,
saya pikir dunia kiamat saat ayah saya berjalan gontai bersama saya,
keluar dari kantor notaris,
lalu kami mulai berbenah dan pindah ke rumah yang jauh lebih kecil,
dan terpencil, dan sederhana.

Tapi tidak,
yang berubah hanya menu makannya,
dari bermacam-macam,
menjadi nasi putih, kecap, dan telur goreng setengah matang.
hampir setiap hari,
kecuali minggu,
akan ada sedikit ayam, atau ikan.

Lalu saya beranjak remaja,
saya pikir dunia akan kiamat,
saat saya pulang pagi dan ketahuan.
Dan ayah saya berdiri di depan pintu,
bersama sebatang pipa air,
dan memukul hancur motor saya.

Tapi tidak,
bedanya cuma saya diberi kompas.
menunjukan arah angin yang benar untuk saya,

agar saya tidak berjalan ke arah angin yang salah lagi.


Lalu saya mulai jatuh cinta,
dan patah.
dan lagi,
dan patah.
Tapi tidak kunjung datang kiamat yang terjanji di kitab suci.

Dan saya mulai remaja,
dan mudah sekali jatuh sakit,
dan ini, lalu itu,
saya pikir disana akhirnya.
Kiamat.
Tapi tidak juga.
Saya salah terka.

Dunia tidak kunjung kiamat,
hari masih berjalan, waktu masih berputar,
Senin ke Sabtu. Dan Minggu.
Nonstop.

Tapi ketidakberadaan kamu,
membuat kiamat terasa lebih dekat,
dan nyata.
Saya pikir ini semua cuma setelan yang bisa saya putar on off nya.
Perasaan dan perasaan yang tidak dihiraukan tapi menjadi jadi.
Rupanya tidak begitu caranya.
Tidak bisa ditekan tombol on off, atau esc.

Dengan kamu,
semuanya berbeda.
Hidup.

Saya mengerti sekarang rasanya sepi di keramaian.
Saya semakin mengerti kenapa orang berjalan jauh mencari tempat sunyi untuk menyendiri.
Rekonsiliasi dengan pikiran sendiri.

sepi.
cuma ada saya, laptop, angin, dan bau pengap kamar.
pas.

saya mengetik,
merokok,
berpikir,
merokok,
...
kamu sedang apa?

saya rindu.

0 Bacotan:

Posting Komentar

hey , no SARA oke :)