
Jadi disinilah saya berdiri sekarang.
Di atas tembok yang pondasinya saya susun seorang diri.
Tidak terlalu tinggi,
Tidak terlalu kokoh.
Tapi saya percaya, ia mampu menopang tubuh saya yg ringkih ini.
Dari ketinggian ini, saya bisa melihat batas cakrawala.
Biasan warna-warna hasil distraksi mentari dengan sisa-sisa hujan yang berkepanjangan tampak jelas.
Semuanya terlukis begitu indah.
Begitu sempurna.
Bahkan untuk mengedipkan mata barang sejenak, rasanya tidak rela.
Saya menolak menginjak tanah basah yang kerap kali menggelincirkan kaki saya saat saya berjalan.
Saya bosan jatuh berulang kali karena kerikil-kerikil yang saya abaikan begitu saja saat melangkah.
Saya sudah membangun tembok ini sedemikian rupa dengan seluruh jerih payah yang saya punya.
Ada peluh
Ada air mata
Ada sakit
Ada luka
Ada perih
Ada pengorbanan besar.
Tembok ini adalah janji.
Bukan pada kamu, bukan pada Tuhan, bukan pada orang tuaku, bukan karena masa lalu.
Tapi pada diriku yang selama ini tertatih dan terjatuh di jalan yang dipilih sendiri di atas pertentangan dan cibiran mereka.
Kamu itu indah.
Kisah yang pernah terjalin antara kita itu menakjubkan.
Tembok yang aku buat ini untuk kita,biar tak ada satupun orang yang mengganggu aku dan kamu.
Dibawah sana banyak pengganggu.
awas jangan sampai terjatuh.
awas jangan sampai terjatuh.
Biarkan kita berdiri terus di atas tembok ini.
Karena sayapun ingin bahagia.
Sebahagia mereka yang dibawah sana :)
....Jangan pernah merasa hidup ini tak adil
Kau tak akan bisa mendapatkan semua
Aku akan lanjutkan
Langkah yang sempat tertahan....
Aku akan lanjutkan
0 Bacotan:
Posting Komentar
hey , no SARA oke :)