tentang dua prajurit yang berjalan bersama setelah perang,
menyingkir dari sisa-sisa perpecahan,
mencari jalan kembali ke tempat damai terdekat.
dua prajurit ini berjalan beriringan untuk waktu yang lama,
tidak kunjung berjumpa dengan tempat yang dituju.
satu, dua, tiga hari,
sampai mereka saling terbiasa satu sama lain.
dan kehadiran yang satu mendepak sepi yang lain.
prajurit yang satu terus saja mengusap wajahnya,
mengira wajahnya hitam serupa prajurit lain,
terkena legam dari debu dan mesiu.
sedang prajurit lain, tenang dan tidak bertindak serupa.
mengira wajahnya bersih diseka angin.
mereka bicara tentang banyak hal,
namun tidak untuk yang satu ini.
karena mereka begitu yakin akan apa yang dilihat.
sampai mereka bertemu pada satu sumber air jernih.
air jernih yang pertama,
dimana pantulan wajah masing-masing bisa terekam jelas di permukaan.
dan ternyata wajah yang 'bersih' adalah wajah yang sebenarnya kotor,
dan wajah yang 'kotor' adalah wajah yang bersih dan kini jadi jauh lebih bersih.
apa yang disimpulkan adalah,
bahwa manusia yang saling berhubungan dan dekat ketergantungan,
cenderung menilai dirinya, dari pantulan pasangannya.
apa yang hitam, belum tentu ada.
dan yang tidak hitam, bisa jadi legam.
saya salah menilai diri saya sendiri,
karena apa yang saya lihat adalah diri saya yang dipantulkan kamu,
yang bersih.
saya yang kotor, menilai bersih.
dan semua jadi jungkir balik tidak benar.
saya penjahat.
dan saya sudah salah sangka atas prosentase kebaikan saya.
saya salah.
kamu benar.
buku membawa saya ke tempat-tempat jauh,
yang untuk mengunjunginya, saya tidak perlu tiket, akomodasi,
dan pandangan aneh orang ketika melihat saya.
buku membuat saya merasa diterima.
kamu, membuat saya merasa disayangi,
dimanusiakan.
saya harusnya sudah bahagia,
dengan fakta bahwa bermalam-malam lalu,
saya pernah berucap sayang,
dan kamu membalas dengan nada yang sama.
itu saja sudah sangat cukup,
untuk mempertahankan dunia saya berputar.
0 Bacotan:
Posting Komentar
hey , no SARA oke :)