Minggu, 27 Mei 2012

Mari berubah :)

Tadi pagi, saya mencoba lagi untuk saat teduh,
kembali ke kebiasaan lama, yang sudah saya tinggalkan lima puluh hari lebih,
dan awalannya dimulai dari bacaan acak saya,
dimana mata saya tertuju pada satu baris,
: kalau Aku ada di tengah tengah kalian, apa yang kalian takutkan?

Dari awalnya,
saya berpikir, kenapa manusia penuh kekuatiran,
kenapa selalu memikirkan masa depan yang belum kita lihat,
kenapa kita mengkuatirkan apa yang belum kita jalani,
karena takut.

Takut,
buah dari ke-tahu-an manusia akan keterbatasannya mungkin?
dan bisa jadi,
pengetahuan itu berawal dari hilangnya ketidaktahuan bukan.
dimana buahnya adalah egosentrisme, keacuhan, dan serakah,
lari dari inti kasih.
Kasih yang mengampuni, yang lemah lembut,
yang murah hati.

Bisa jadi,
awalnya dari Adam, dan Hawa tentu saja,
yang memakan apa yang dinamakan buah pengetahuan yang baik dan buruk.
Sehingga mereka tahu yang buruk, tahu yang baik, tahu rasa bersalah,
tahu telanjang, tahu dosa.

Apa yang saya takutkan selama ini?

Saya mulai menelusur, ke belakang,
karena masa depan saat ini untuk saya hanyalah apa yang saya ketahui yang akan terjadi besok.
seperti hari-hari yang lalu,
seperti yang sudah saya lewati,
persis, seperti apa yang sudah saya ketahui,
dengan pasti.

Dengan kata pasti yang semestinya jadi ambigu,
karena hari esok, siapa yang jamin akan jadi sama dengan hari ini.
Hari ini kita bisa berkecukupan makan.
Hari esok, siapa yang jamin?
uang dalam bank? tabungan dan deposito?
apa yang akan menjamin bahwa besok kita tidak akan terlentang pasrah di ICU?
salah satu unit dalam rumah sakit yang cocok jadi nama panggilan untuk Tuhan,
ICU, you get it? i see you, as in I see you, human..

Saya manusia dengan masa lalu gelap,
yang mencoba meraba masa depan saya yang entah gelap, entah abu, entah terang.
Yang saya tahu sekarang,
saya punya lentera, yang bisa membawa saya menelusuri jalan,
jalan yang saya belum pernah lihat,
dan sebatas itu yang saya tahu.

Katanya, sekecil apapun suara yang timbul di dalam hati,
ketika itu adalah suara yang timbul bukan karena pemikiran otak diatas sini,
maka itu adalah hasil dari nenek moyang kita, Adam vs Hawa,
yang menjadi tahu, baik dan buruk,
benar dan salah,
sehingga kita tahu senangnya kita ketika benar,
dan hitamnya rasa bersalah.

apa yang saya takutkan?
kalau hari esok, bukan saya yang punya.
hari ini, saat dimana saya mengetik ini,
dimana keyboard ini diceceri abu rokok, adalah momen saya.
Waktu dimana saya ada. Real.
Waktu dimana harusnya saya berhenti kuatir untuk segala sesuatu.

Kuatir tentang si celeng cemplon,
kuatir tentang orang-orang yang saya sayangi,
kuatir tentang semua yang berkaitan dengan saya,
dimana itu egois,
karena skalanya masih saya.

Saya ingin lahir baru,
make ammend, it takes the whole lifetime,
bukan cuma saat saya di sini, di ICU ciptaan saya,
dan sekarat, dan ingin sehat.
Tapi nanti juga,
ketika saya sehat dan bisa bernafas leluasa,
berjalan tidak gontai, tanpa lingkar hitam di mata,
di alam bebas, jauh dari ICU ciptaan saya,
saya masih bisa berpegang pada fokus itu.

Saya ingin memperbaharui saya yang gelap dan busuk ini.
Menjadi sesuatu, manusia, yang punya sinar,
Redup mungkin, tidak seberapa,
tapi setidaknya saya mencoba.

Untuk dunia yang lebih baik,
untuk dunia kamu yang lebih baik celeng cemplonku.
Saya dan segala kehitaman saya,
akan saya perbaharui,
satu langkah, setiap hari.

0 Bacotan:

Posting Komentar

hey , no SARA oke :)