Terlepas dari komentar orang mengenai karyanya yang ‘supaya terlihat cerdas’ atau ‘absurd’ dan sejumlah komentar ‘miring’ lainnya, saya selalu menyukai diksi yang Dee pilih. Perahu Kertas adalah salah satu novel favorit saya. Novel karya Dewi Lestari (Dee) selalu menjadi a-must-item-to-read-and-have buat saya.
Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar hitam yang kosong.
Padahal sebenarnya tidak.
Bintang kamu tetap ada di sana.
Bumi hanya sedang berputar.
Luhde kepada Keenan.
*
Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa.
Tidak juga janji, atau kesetiaan.
Tidak ada.
Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.
Poyan (Wayan) kepada Luhde
*
Tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri.
Berhenti berpikir pakai kepala.
Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati.
Dengerin aja hati kamu.
Kalau memang betul kata hati kamu, ikuti saja.
Nggak akan pernah mungkin salah.
Karel kepada Kugy.
*
Neptunus, semua nelayan yang sedang mencari arah akan diberi petunjuk oleh bintang di langit. Semoga dia menemukan bintangnya dan kembali menemukan jalannya pulang.
Perahu Kertas Kugy
*
Hati tidak pernah memilih.
Hati dipilih.
Karena hati tidak perlu memilih.
Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.
Luhde kepada Keenan
*
Sepertinya langit ini kosong.
Tapi kita tahu, langit tidak pernah kosong.
Ada banyak bintang.
Bahkan tidak terhingga banyaknya.
Keenan harus percaya itu.
Langit ini cuma tertutup awan.
Kalau keenan bisa menyibak awan-awan itu.
Keenan akan menemukan banyak sekali bintang.
Dan dari sekian banyak bintang, akan ada satu yang berjodoh dengan kita.
Luhde kepada Keenan
*
Empat tahun saya kepingin bilang ini : Kugy Karmachameleon, saya cinta sama kamu. Dari pertama kali kita ketemu, sampai hari ini, saya selalu mencintai kamu. Sampai kapan pun itu saya nggak tahu. Saya nggak melihat cinta ini ada ujungnya.
Keenan kepada Kugy
0 Bacotan:
Posting Komentar
hey , no SARA oke :)