Kamis, 24 Januari 2013

Krim malam rasa cinta !


Sesuatu yang dirawat dan diperhatikan dengan baik, pasti akan berterima kasih. Sewajarnya begitu.

Begini. Saya bukan termasuk orang yang suka merawat diri, tapi karena kulit saya berminyak dan pori-pori saya lumayan besar, saya selalu memaksakan diri untuk membersihkan wajah setiap pulang dari mana pun dan mengoleskan krim malam setiap sebelum tidur. Selelah apa pun saya. Sepanjang apa pun hari saya.

Dan karena saya belum mampu untuk merawat wajah saya dengan produk yang harganya mahal, saya merawat wajah saya dengan produk perawatan yang harganya tidak sampai membuat saya mati kelaparan. Dan untungnya, cocok untuk kulit saya. Mungkin memang pada dasarnya kulit saya tahu diri, sama seperti pemiliknya.

Pernah dulu saya memakai produk terkenal yang sangat mahal, dan ternyata tidak cocok. Kulit saya jadi mengering, namun jerawat semakin tumbuh subur.

Kesimpulannya?

Mencintai orang lain itu harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh orang itu, bukan dengan apa yang menurut kita dibutuhkannya. Yang menurut kita baik, belum tentu menurutnya juga baik. Jangan memaksa, atau dia akan memberontak - mencari sosok lain yang menurutnya lebih nyaman. Mungkin dia akan terus mencoba bertahan dengan kita, namun ada saatnya akan meledak. Seperti jerawat nanah yang merubah itik buruk rupa menjadi itik paling buruk rupa se-dunia.

Mencintai orang lain itu tidak boleh mengenal lelah dan bosan. Semakin kita memperhatikannya, semakin bahagia nantinya. Bukan hanya dia, tapi juga kamu. Saya. Cinta itu harus cantik.

Sama seperti hubungan antara kulit wajah dengan ritual membersihkan dan merawatnya.

Lalu ada kalanya mungkin kulit wajah kita jadi jenuh dengan krim yang tadinya cocok untuknya, dan mulai tidak memberikan reaksi apa pun. Sama dengan cinta. Ada kalanya cinta lalu terhenti di satu titik, diam di situ, dan menjadi jenuh.

Ketika hal itu terjadi, memang mungkin itu saatnya kita melupakan krim itu dan beralih ke krim lainnya. Untuk apa memaksakan sesuatu yang sudah tidak lagi cocok? Meskipun harus kembali melalui proses pengenalan, lalu penyesuaian, namun itu semua memang fase yang harus kita lewati.

Dan ingat, kecocokan itu tidak tergantung dari harga - tapi reaksi kimiawi antar kulit wajah dengan si produk perawatan. Antar kamu si diamu. Antar saya si dia saya. Sesuatu yang tidak dapat dijelaskan mengapa oleh orang seawam saya.

It’s all about chemistry.

Yang penting, bertahanlah terus sampai ketidakcocokan itu mengganggu. Baru setelahnya berkenalan dan memulai hubungan baru dengan yang lainnya.

Jalani satu per satu dengan sepenuh hati. Jika harus selesai, ya apa mau dikata? Toh masih akan ada krim atau masker wajah lainnya yang pasti cocok untuk kita, bukan?

0 Bacotan:

Posting Komentar

hey , no SARA oke :)